Persahabatan itu ibarat jalinan antara mata dan tangan.
Ketika tangan terluka, maka beningnya mata akan segera mengeluarkan air mata.
Dan ketika mata menangis, maka tangan pun akan segera mengusapnya.
Begitulah indahya persahabatan.
Merasa satu tubuh, yang akan menggerakkan mimpi bersama.
Ada mata yang akan menggerakkan kemana arah tujuannya ada tangan yang akan membantu segala keperluan untuk menujunya. Dalam sebuah lembaga atau organisasi, sangat diperlukan sekali ikatan seperti itu. Ikatan persahabatan yang nyata, bukan sekadar pemanis bibir. Persahabatan itu tidak MAMPU diukur dengan manisnya kata-kata. Persahabatan tidak mungkin diukur dari banyaknya pertemuan.
Akan tetapi persahabatan yang sebenar-benarnya adalah ketika seorang sahabat itu selalu mendoakan sahabatnya yang lain di setiap waktu tanpa pengetahuan sahabatnya itu. DIa yang akan senantiasa mendoakan kebaikan dan kesejahteraan sahabatnya..
Dan..itulah persahabatan yang sejati...
Ku biar kalam berbicara
Menghurai maksudnya di jiwa
Agar mudah ku mengerti
Segala yang terjadi
Sudah suratan Ilahi
Ku biarkan pena menulis
Meluahkan hasrat di hati
Moga terubat segala
Keresahan di jiwa
Tak pernah ku ingini
Aku telah pun sedaya
Tak melukai hatimu
Mungkin sudah suratan hidupku
Kasih yang lama terjalin
Berderai bagaikan kaca
Oh teman, maafkanlah diriku
Oh Tuhan
Tunjukkan ku jalan
Untuk menempuhi dugaan ini
Teman, maafkan jika ku melukaimu
Moga ikatan ukhwah yang dibina
Ke akhirnya
Aku tidak kan berdaya
Menahan hibanya rasa
Kau pergi meninggalkan diriku
Redhalah apa terjadi
Usahlah kau kesali
Mungkin ada rahmat yang tersembunyi
Tunjukkan ku jalan
Untuk menempuhi dugaan ini
Teman, maafkan jika ku melukaimu
Moga ikatan ukhwah yang dibina
Ke akhirnya
Aku tidak kan berdaya
Menahan hibanya rasa
Kau pergi meninggalkan diriku
Redhalah apa terjadi
Usahlah kau kesali
Mungkin ada rahmat yang tersembunyi